02 Februari 2009

MAULID NABI, PLAYBOY, DAN WIBAWA BANGSA

Ada sesuatu yang menodai kesucian peringatan maulid Nabi pada tahun ini, yaitu terbitnya Majalah Playboy (MP) pada hari Jum`at (07 April) yang lalu. Terbitan edisi perdana majalah berbau pornografi dan pornoaksi ini hampir bersamaan dengan momentum besar peringatan dilahirkannya Nabi yang mengusung moralitas dalam misi dan dakwahnya, yaitu hari Senin (10 April). Walaupun belum ada indikasi apakah di sana ada unsur kesengajaan atau tidak, yang jelas terbitnya majalah yang dicetak ratusan ribu eksemplar ini benar-benar menyakiti perasaan umat Islam. Betapa tidak, rencana terbitnya majalah itu telah ditentang secara besar-besaran oleh berbagai elemen masyarakat, terutama umat Islam. Ternyata itu tidak membuat pihak pengelolanya berpikir ulang untuk menerbitkannya.
Rasanya, aksi protes 200 orang dari Front Pembela Islam (FPI) se-Bandung Raya yang mendatangi Hotel Holiday Inn, aksi mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bandung, aksi Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Islam (FSLDI) yang berunjuk rasa di depan Gedung Sate, serta aksi-aksi lainnya tidak akan mendorong pengelola MP untuk mencabut kembali dari peredaran. Harus ada upaya yang sinergis di kalangan umat Islam yang tidak saja melibatkan organisasi-organisasi masa, tetapi juga yang terpenting adalah melibat umat Islam yang sedang memegang posisi strategis di pemerintahan. Tanpa itu, aksi jalanan hanya akan dianggap angin lalu.

Semangat Maulid Nabi
Maulid Nabi mengingatkan kita akan perjuangan yang tak pernah henti dari Nabi Muhammad SAW. untuk mengajarkan moralitas. "Sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan moralitas" (innama bu`itstu li utammima makarimal akhlaq), begitu Nabi menjelaskan misi universalnya. Dalam menjalankan misi ini, Nabi sanggup membangkitkan semangat bangkit dari orang-orang sekitarnya untuk menentang apa saja yang bertentangan dengan moralitas. Konon, Salahuddin al-Ayyubi juga berhasil membangkitkan semangat juang umat Islam dengan maulid Nabi. Jadi, inti peringatan maulid Nabi adalah membangkitkan semangat umat Islam untuk bersatu melawan segala aksi yang menebarkan amoralitas.
Artikulasi perjalanan hidup Nabi Muhammad (baca: sirah nabawiyyah) yang selalu ada pada setiap peringatan maulid Nabi seharusnya diwujudkan dalam bentuk aksi untuk menentang segala bentuk penyimpangan-penyimpangan moral. Rasanya, peringatan maulid Nabi kurang berarti makna kalau hanya berbentuk seremonial, tanpa memberikan daya juang atau etos hidup. Salah satu perjuangan Nabi dalam menjalankan misinya adalah melakukan revolusi besar-besaran terhadap berbagai penyimpangan moral di kalangan masyarakat Arab. Dakwah Nabi berhasil dengan sukses karena keterlibatan berbagai unsur penting dalam masyarakat: Teknokrat, konglomerat, dan yang lainnya.
Kalau ada pertanyaan "apa momentum penting peringatan maulid Nabi tahun ini?", maka jawabannya adalah mendorong dan membangkitkan semangat pemerintah dan DPR untuk segera mensahkan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (UUAPP). UU ini mudah-mudahan akan menambah daya pressure untuk menentang berbagai aksi yang berbau pornografi, termasuk Majalah Playboy.


Wibawa Bangsa
Terbitnya MP telah menggeser isu dari sekedar perdebatan seputar hakekat pornografi dan pornoaksi, tetapi juga sudah meluas kepada isu wibawa bangsa yang telah dinodai. Kalau protes dari hampir seluruh elemen bangsa sudah tidak didengar lagi, kalau aspirasi masyarakat sudah dikalahkan oleh bisnis demi kepentingan segelintir orang, apakah ini tidak dapat menjelaskan realita bahwa wibawa bangsa sudah dinodai? Apalagi terdengar selentingan bahwa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim ini adalah negara yang paling gampang untuk menjual komoditas pornografi dan pornoaksi. Sungguh ini merupakan kenyataan yang luar biasa pahitnya. Jika kasus MP ini tidak berakhir dengan ditariknya dari peredaran, maka ini akan menjadi preseden yang tidak baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar